SUMENEP, Tareka.id – Ditengah terpaan berbagai isu yang berbeda di masyarakat, Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat, transparan dan berintegritas.
Hal itu disampaikan oleh Humas UNIBA Madura, Ainur Rofiqi, pada konferensi pers yang berlangsung di ruang pertemuan VIP kampus setempat. Selasa siang (18/03/2025).
Pada konferensi pers tersebut, Humas UNIBA Madura didampingi langsung oleh Wakil Rektor (Warek) I Budi Siswanto, serta divisi Hukum kampus berjuluk dari Madura untuk Indonesia.
Humas UNIBA Madura, Ainur Rofiqi menyampaikan, konferensi pers itu dilakukan dalam rangka untuk menjawab berbagai isu yang sedang beredar ditengah masyarakat.
“Kami mengimbau kepada seluruh pihak untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi, ” katanya saat konferensi pers. Selasa siang (18/03/2025).
“Melalui konferensi pers resmi ini, kami memberikan klarifikasi mengenai beberapa permasalahan yang berkembang, ” imbuhnya.
Sikap Tegas dalam Kasus Hukum
Rofiqi panggilan akrabnya menjelaskan, UNIBA Madura dalam menanggapi dugaan keterlibatan mahasiswa dalam kasus penyalahgunaan narkoba dengan tegas menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang.
“Kami menghormati jalannya proses hukum dan menunggu keputusan resmi dari aparat penegak hukum. Jika terbukti bersalah berdasarkan keputusan hukum yang berkekuatan tetap, tentu ada tindakan akademik yang akan diberlakukan,” ujarnya menegaskan.
Pengelolaan Dana KIP
Terkait dugaan penyalahgunaan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP), UNIBA Madura menegaskan bahwa skema pendistribusian dana sudah ditetapkan oleh pemerintah dan langsung masuk ke rekening mahasiswa.
“Tidak ada keterlibatan universitas dalam pengelolaan dana ini. Semua berjalan sesuai mekanisme yang telah ditetapkan,” tambah Rofiqi.
Pengadaan Seragam ORMAWA
Rofiqi juga menegaskan bahwa organisasi mahasiswa (ORMAWA) memiliki kebebasan dalam mengatur kebijakan internal mereka, termasuk dalam pengadaan seragam.
“Kami tidak memiliki kewenangan dalam menentukan atribut organisasi mahasiswa. Itu adalah keputusan internal masing-masing organisasi,” jelas Rofiqi.
Isu Pelecehan Seksual Mahasiswi
Mengenai isu pelecehan seksual yang ramai diperbincangkan, sambung Rofiqi, UNIBA Madura memastikan bahwa kasus tersebut tidak terjadi di lingkungan kampus.
“Kasus ini tidak terjadi di lingkungan UNIBA Madura, tetapi kami tetap mendukung setiap upaya penegakan hukum dan siap memberikan pendampingan jika dibutuhkan,” ungkap Rofiqi.
Pihak kampus juga memastikan bahwa tidak ada intimidasi atau tekanan terhadap mahasiswa terkait isu ini. “Kampus tetap menjadi ruang yang aman bagi seluruh sivitas akademika, ” terang Rofiqi.
Isu Seputar Kepemimpinan Rektor UNIBA Madura
Selanjutnya, masih kata Rofiqi, Menanggapi isu yang menyeret nama Rektor UNIBA Madura, pihak universitas menegaskan bahwa seluruh kebijakan akademik, termasuk pengangkatan dosen, dilakukan secara profesional.
“Pengangkatan dosen baru dilakukan melalui mekanisme yang melibatkan Manajer Akademik, dosen senior, dan bagian kepegawaian,” kata Rofiqi menjelaskan.
Terkait isu kehidupan pribadi rektor, kata Rofiqi lebih lanjut, ia menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak atas kehidupan pribadinya selama sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Jika ada keputusan pribadi seperti pernikahan, tentu itu dilakukan sesuai hukum dan dengan persetujuan pihak terkait,” tambahnya.
“Terkait isu lainnya terkait Rektor UNIBA Madura, seperti ada seorang perempuan mengaku istri Rektor, Rektor memiliki aset di mana-mana serta isu rektor antar jemput salah satu dosen perempuan itu semuanya hoax atau tidak benar, ” pungkasnya. (*).